Selasa, 24 Desember 2013

Laporan On Job Training

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Pariwisata di Indonesia merupakan sektor ekonomi penting di Indonesia. Pada tahun 2009, pariwisata menempati urutan ketiga dalam hal penerimaan devisa setelah komoditi minyak dan gas bumi serta minyak kelapa sawit.
Kekayaan alam dan budaya merupakan komponen penting dalam pariwisata di Indonesia. Alam Indonesia memiliki kombinasi iklim tropis, 17.508 pulau yang 6.000 di antaranya tidak dihuni, serta garis pantai terpanjang ketiga di dunia setelah Kanada dan Uni Eropa. Indonesia juga merupakan negara kepulauan terbesar dan berpenduduk terbanyak di dunia. Pantai-pantai di Bali, tempat menyelam di Bunaken, Gunung Rinjani di Lombok, dan berbagai taman nasional di Sumatera merupakan contoh tujuan wisata alam di Indonesia. Tempat-tempat wisata itu didukung dengan warisan budaya yang kaya yang mencerminkan sejarah dan keberagaman etnis Indonesia yang dinamis dengan 719 bahasa daerah yang dituturkan di seluruh kepulauan tersebut. Candi Prambanan dan Borobudur, Toraja, Yogyakarta, Minangkabau, dan Bali merupakan contoh tujuan wisata budaya di Indonesia.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik, sebelas provinsi yang paling sering dikunjungi oleh para turis adalah Bali, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, DKI Jakarta, Sumatera Utara, Lampung, Sulawesi Selatan, Sumatera Selatan, Banten dan Sumatera Barat.  Sekitar 59% turis berkunjung ke Indonesia untuk tujuan liburan, sementara 38% untuk tujuan bisnis. Singapura dan Malaysia adalah dua negara dengan catatan jumlah wisatawan terbanyak yang datang ke Indonesia dari wilayah ASEAN. Sementara dari kawasan Asia (tidak termasuk ASEAN) wisatawan Jepang berada di urutan pertama disusul RRC, Korea Selatan, Taiwan dan India. Jumlah pendatang terbanyak dari kawasan Eropa berasal dari negara Britania Raya disusul oleh Perancis, Belanda dan Jerman.
Dari semua penjelasan tersebut, dapat dilihat bahwa Indonesia merupakan Negara yang kaya akan sumberdaya yang sangat potensial bagi dunia pariwisata Internasional. Terbukti dengan banyaknya daerah di Indonesia yang menjadi destinasi wisata bagi turis lokal dan mancanegara. Tentunya semua itu tidak bias lepas dari peran Transportasi sebagai salah satu elemen penting dalam kegiatan pariwisata.
Transportasi sendiri dapat dikelompokkan dalam tiga kategori, yaitu darat, air, dan udara. Salah satu yang paling berkembang di Indonesia adalah transportasi udara. Dalam transportasi udara sendiri, SDM yang dibutuhkan bisa dikatakan kompeten dibidangnya masing-masing. Karena jika tidak akan terjadi banyak hal yang tidak diharapkan seperti kecelakaan pesawat udara.
hal yg membedakan dengan transportasi air dan darat lainnya dapat dilihat pada teknologi yg digunakan oleh sarana transpor ini, dibanding yang lain sarana udara memiliki teknologi canggih yang memungkinkan pengaksesan data cepat dan akurat. banyak contoh dan pemisalan untuk menggambarkan transportasi udara selain cepat transportasi ini juga aman karena safety nya dijaga oleh SDM yang kompeten tersebut sehingga pelanggan atau penumpang tidak perlu khawatir akan kelangsungan perjalanan nya. banyak keuntungan lain yang dapat dirasakan antaranya waktu yg dibutuhkan tidak lama sehingga bagi para konsumen yg mengahargai waktu maka sarana inilah yg akan diambil.
Kesempatan inilah yang banyak dimanfaatkan para pelajar ataupun Mahasiswa/Mahasiswi untuk mendalami pekerjaan dalam dunia penerbangan dengan salah satu cara mengikuti kegiatan Praktek Kerja Lapangan pada sebuah institusi ataupun perusahaan penerbangan. Hal tersebut menggambarkan bahwa industri penerbangan di Indonesia sangat menjanjikan karena selain relief muka bumi indonesia yg naik turun juga Indonesia adalah negara kepulauan untuk itu pesawat udara amat bermanfaat. Hal ini terbukti dengan banyak bermunculannya maskapai penerbangan di Indonesia, antara lain Garuda Indonesia, Citilink, Merpati, dan masih banyak yang lainnya.
Dan hal yang sangat menunjang kegiatan penerbangan ini adalah peran utama dari ground handling untuk mempersiapkan penumpang, bagasi, kargo, dan pesawat dari mulai penumpang check-in sampai pesawat lepas landas.


1.2  Pembatasan Penulisan
Agar pembahasan dalam laporan ini tidak menyimpang dari apa yang dibahas dalam buku laporan ini, maka penulis memberikan batasan penulisan yang hanya membahas ruang lingkup kegiatan ground handling di PT. Gapura Angkasa Bandung.
Dalam buku laporan ini juga penulis tidak membahas kegiatan internal perusahan penerbangan yang menjadi pengguna jasa ground handling PT. Gapura Angkasa Bandung.

1.3  Tujuan Penulisan
a.      Tujuan Untuk Mahasiswa
1)      Melengkapi dan memberikan informasi tentang kegiatan praktek kerja lapangan yang telah dilaksanakan
2)      Menerapkan pembekalan teori dalam kegiatan langsung di lapangan
3)      Menambah ilmu dan wawasan baru
b.      Tujuan Untuk Perusahaan
1)      Meningkatkan hubungan kejasama antara perguruan tinggi dengan instansi pendidikan terkait
2)      Menjadi media pengaplikasian dari teori yg diperoleh dari bangku kuliah ke tempat kerja
3)      Sebagai tenaga tambahan/bantuan
4)      Penilaian secara langsung untuk merekrut karyawan baru
c.       Untuk Pengembangan Ilmu Pengetahuan
1)      Penerapan ilmu teori secara nyata dilapangan kerja
2)      Penambahan ilmu dan wawasan baru di keadaan nyata lapangan kerja


1.4  Teknik Pengumpulan Data
a.      Tempat Pengumpulan Data
Sebagai tempat pengumpulan data untuk menyusun buku laporan ini penulis melaksanakan kegiatan praktek kerja lapangan di Bandara Husein Sastra Negara Bandung pada PT. Gapura Angkasa Bandung, di departmen Ground Handling.

b.      Waktu Pengumpulan Data
Dalam waktu pengumpulan data, penulis melaksanakannya selama periode waktu 11 April – 11 Juli 2013 selama 5 hari kerja disetiap minggunya.

c.       Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang dilakukan penulis adalah melalui surver langsung ke lapangan serta wawancara kepada beberapa karyawan PT. Gapura Angkasa Bandung.




BAB II
DATA UMUM, DATA KHUSUS, DAN LANDASAN TEORI

2.1  Data Umum
Pada awalnya PT. Garuda Indonesia selaku airlines melaksanakan kegiatan Ground Handling untuk keperluan perusahaan sendiri, mengingat kebutuhan akan pelayanan yang profesional dan tuntutan hasil kerja yang optimal dengan tanpa mengabaikan unsur keselamatan (safety), kehandalan (reliability), ketepatan waktu (punctuality) dan kepuasan pelanggan (costumer satisfaction), maka PT. Garuda Indonesia mempertimbangkan untuk menyerahkan kegiatan pelaksanaan ground handling untuk semua pesawat yang dimilikinya dan bisa berkonsentrasi pada operasional pesawat saja. Dari sinilah asal mula dibentuknya PT. GAPURA ANGKASA.
Gapura Angkasa adalah merupakan Perusahaan Perseroan Terbatas yang didirikan oleh tiga perusahaan BUMN yang sudah ada, yaitu :
  1. PT. Garuda Indonesia selaku Airline terbesar di Indonesia.
  2. PT. Angkasa Pura I, selaku pengelola seluruh bandar udara di Indonesia Timur.
  3. PT. Angkasa Pura II, selaku pengelola seluruh bandar udara di Indonesia Barat.
PT Angkasa Pura I dan PT Angkasa Pura II (sebagai pemegang otoritas di hampir seluruh bandara di Indonesia). Pada tanggal 26 Januari 1998 dan bersamaan dengan ulang tahun ke-49 PT Garuda Indonesia maka komisaris dari ketiga perusahaan negara tersebut memutuskan untuk mendirikan PT Gapura Angkasa sebagai perusahaan pelayanan darat yang melayani penerbangan domestik dan internasional di pelabuhan udara. PT Gapura Angkasa terus menerus belajar dari pengalaman dan menjaga kualitas pelayanan kepada pelanggan. Tanggung jawab dan kewajiban PT Gapura Angkasa untuk menjadi pelengkap dan untuk bekerja sama dalam melayani operasional penerbangan di Indonesia dan untuk memberikan kecakapan dan ketepatan pelayanan yang hanya dapat diraih dengan mengembangkan sistem manajemen, peralatan yang layak dipakai dan memiliki motivasi tinggi merupakan kunci dari perjalanan perusahaan.
Pada mulanya PT Garuda Indonesia melaksanakan kegiatan secara keseluruhan mulai dari tiket, pelayanan penumpang, pelayanan pesawat serta penanganan kargo. Namun setelah dirasakan perlu adanya profesionalisme dalam pelayanan ground handling maka PT Angkasa Pura I dan II memutuskan mendirikan perusahaan baru. Dengan menempatkan beberapa tim kerja dari PT Garuda Indonesia untuk berkarir di PT Gapura Angkasa ini merupakan salah satu cara untuk menjaga kepercayaan publik bahwa PT Gapura Angkasa dipegang oleh tim yang profesional dibidangnya.
Sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Keuangan No: SR-04/MK/016/1996 dan akte pendirian nomor 32 tanggal 26 Januari 1998, bukti bahwa kerja sama antara PT Garuda Indonesia dengan PT Angkasa Pura I dan II melahirkan perusahaan baru yakni PT Gapura Angkasa. Pendirian PT Gapura Angkasa ini diharapkan mampu menciptakan sinergi kuat hingga tercapainya kinerja perusahaan yang sehat, profesionalisme yang pada akhirnya mampu mengembangkan misi perusahaan untuk menjadi perusahaan ground handling yang terbaik di Asia.
PT Gapura Angkasa telah mempunyai standar khusus untuk pelayanan penanganan ground Handling yang dikeluarkan oleh IATA   meliputi :
1. Perwakilan dan akomodasi,
2. Load control dan Depertemen Komunikasi,
3. Unit Load Device (ULD) Control,
4. Penumpang dan Bagasi,
5. Kargo dan pos,
6. Ramp Handling,
7. Pelayanan Pesawat,
8. Pelayanan Bahan bakar,
9. Perawatan pesawat,
10. Flight Operation and Crew Administration,
11. Transportasi darat,
12. Pelayanan Katering,
13. Pengawasaan dan admistrasi,
14. Keamanan.

2.2  Data Khusus
Ground Handling dapat diartikan sebagai suatu aktifitas penerbangan yang berkaitan dengan penanganan atau pelayanan terhadap pesawat terbang dan pergerakannya selama berada didarat, penumpang dan bagasi, serta cargo dan pos selama diarea keberangkatan dan kedatangan.

2.3  Landasan Teori
Ruang lingkup Ground Handling :
a.      Pre Flight : Penanganan terhadap pesawat, penumpang, bagasi, cargo, serta mail sebelum keberangkatan pesawat
b.      Post Flight : Penanganan terhadap pesawat, penumpang, bagasi, cargo, serta mail setelah kedatangan pesawat (Materi Mata Kuliah Ground Handling, 2013)


BAB III
URAIAN KERJA DAN POKOK PEMBAHASAN

3.1 Struktur Perusahaan
PT. Gapura Angkasa Bandung merupakan cabang dari PT. Gapura Angkasa Cengkareng. Sehingga PT. Gapura Angkasa Bandung termasuk dalam Struktur perusahaan PT. Gapura Angkasa Cengkareng. Tetapi, sebagai penggerak dan penanggungjawab PT. Gapura Angkasa Bandung memiliki struktur perusahaan internal yang terdiri dari Seorang Stasiun Representative dan Beberapa Staf Fungsional.

           






3.2 Tugas Dan Tanggungjawab Jabatan
            Adapun tugas dari Station Representative Manager dan Staff Fungsional adalah sebagai berikut.
a.      Station Representative Manager
Station Representative Manager adalah seseorang yang dipercaya untuk menjadi pemimpin dan penanggungjawab bagi stasiun/cabang dari PT. Gapura Angkasa. Tugasnya disini adalah menggerakkan dan mengntrol para bawahannya untuk menjalankan perusahaan tersebut.
b.      Staff Fungsional
Staff Fungsional disini berfungsi untuk membantu Station Representative Manager untuk menjalankan perusahaan. Seperti, membuat laporan keuangan, penyimpanan berbagai dokumen perusahaan, pembuatan jadwal absensi bulanan, dan sebagainya.

3.3 Subjek Yang Dipelajari
            Di dalam Praktek kerja lapangan dibidang ground handling ada beberapa objek (bagian) ysng dapat dipelajari, diantaranya yaitu :
a.      Check-In
b.      Gate
c.       Greeting
d.      Flight Operation
e.      Ramp
f.        L/L (Lost and Found)
g.      GSE (Ground Support Equipment) Operator

a.      Check-In
Di sini kita dapat mempelajari bagaimana proses pelaporan kembali penumpang yang akan masuk ke pesawat yang meliputi pengecekan idenritas penumpang, pemilihan/penempatan tempat duduk didalam pesawat, permintaan khusus penumpang (Kursi Roda, Spesial Meal, dsb) serta proses pelaporan bagasi untuk dikumpulkan/dimuat kedalam gerobak yg nantinya akan dimasukkan kedalam compartement pesawat (Loading Bagasi). Setiap penumpang akan mendapatkan free bagasi sebesar :
§  Kelas Y   = 20 kg
§  Kelas C   = 30 kg
§  Kelas F   = 40 kg
Ketika berat bagasi penumpang melampaui berat free bagasi, maka penumpang tersebut harus membayar jumlah berat yang kelebihan tersebut. Ketentuan besarnya  biaya yang harus dibayarkan penumpang diatur oleh kebijakan masing-masing airlines. Batas maksimal berat bagasi yang bisa dilaporkan adalah 32 kg, jika berat bagasi lebih dari 32 kg maka bagasi harus masuk kedalal Kargo. Dan untuk tas yang hendak dibawa menuju cabin (Handcarry) harus memiliki berat tidak lebih dari 7 kg dengan volume yang telah ditentukan.
Dan jika penumpang memiliki barang bawaan yang dikategori sebagai dangerous goods, terbuat dari besi, tabung gas, dsb harus melaporkan barang bawaaan tersebut untuk ditindaklanjuti  apakah bisa dibawa terbang dengan pesawat atau tidak. Untuk dangerous sendiri, penanganannya dilakukan oleh AVSEC (Aviation Security) dan nantinya aka dibuatkan sebuah dokumen yang bernama NOTOC (Notification To Captain)

b.      Gate
Tugas dan pembelajaran yang bisa didapat disini adalah mengenai cara pengecekan ulang kartu identitas penumpang yang disesuaikan dengan nama penumpang yang tertera pada boarding pass. Tujuannya sendiri adalah untuk mencegah adanya penumpang gelap yang tidak membeli tiket. Selain itu, disini kita bertugas untuk melakukan kegiatan boarding yang akan diperintahkan oleh Ramp. Dalam kegiatan boarding ini kita mempersiapkan penumpang untuk masuk kedalam pesawat serta menghitung jumlah penumpang yang ada, untuk disesuaikan dengan jumlah penumpang masuk yang terdapat disistem check-in. Hal tersebut dimaksudkan untuk mengindari kelebihan atau kekurangan jumlah penumpang yang tidak diketahui.

c.       Greeting
Bagian ini sangat identik dengan sambutan. Karena disini Kita menjadi orang yang menyambut penumpang ketika turun dari pesawat dan mengarahkan penumpang tersebut menuju pintu kedatangan (Arrival). Begitu pun sebaliknya, ketika petugas gate telah melakukan boarding penumpang, maka kita bertugas untuk mengarahkan penumpang menuju ke pesawat yang sesuai dengan tujuannya. Selain mengarahkan penumpang, disini kita harus mengawasi penumpang agar tidak melakukan aktifitas yang dianggap mengganggu dan menghambat kegiatan petugas ground handling di area apron.
d.      Flight Operation
Tidak sembarangan orang bisa menempati posisi ini. Hanya orang yang memiliki lisensi FOO (Flight Operation Officer) resmi yang bisa berada di bagian ini. Tugas yang diemban Flight Operator ini adalah membantu pilot yang sedang mengudara dengan cara berkomunikasi lewat radio untuk memberikan dan memperisapkan berbagai informasi dan dokumen yang berhubungan dengan pesawat (Keadaan cuaca, Load Sheet, Flight Plan, dsb.). Untuk seorang yang melakukan praktek kerja lapangan, kita dapat mengambil pelajaran bagaimana cara mempersiapkan dokumen yang dibutuhkan pesawat, memantau pesawat, dan memberi berbagai informasiyang dibutuhkan pilot yang sedang mengudara.

e.      Ramp
Ramp bisa diibaratkan sebagai pemimpin diarea ramp (Area sekitar pesawat ketika pesawat mulai mendarat sampai kembali lepas landas. Tugas ramp sendiri adalah mengkoordinir semua bagian mulai dari check-in, gate, greeting dan flight operation untuk dapat dengan segera menyelelasikan tugasnya masing-masing sebelum waktu keberangkatan pesawat,, supaya pesawat tidak mengalami keterlambatan (delay). Selain itu ramp juga bertugas mengawasi setiap pergerakan dan kegiatan diarea ramp seperti Proses Refueling, Catering Uplift, Loading & Unloading Bagasi, Cargo & Mail, Proses naik turun penumpang dan mengumpulkan berkas-berkas seperti ramp checklist, fuel order, meal order, dsb.

f.        Lost and Found (L/L)
Ini adalah bagian dimana kita dapat mempelajari bagaimana cara penanganan bagasi penumpang yang turun dari pesawat. Hal yang paling penting disini adalah ketelitian dan kesabaran menghadapi berbagai macam sifat penumpang. Tugas pokok lost and found sendiri adalah mengecek bagasi penumpang dengan cara menyamakan nomor bagasi yang ada di label bagasi masing-masing penumpang, serta mengurus kelebihan, kehilangan dan kerusakan bagasi yang dialami penumpang.
Banyak penyebab terjadinya kelebihan, kerusakan, dan kehilangan bagasi, salah satunya adalah terjadi kesalahan pelabelan bagasi oleh petugas airline atau salah muat bagasi ke penerbangan lain. Prosedur untuk pencarian bagasi adalah, penumpang datang ke unit baggage service kemudian mengisi PIR/ property irregularity report selanjutnya jika dokumen sudah lengkap pihak airline akan melakukan pencarian tracing. Setelah bagasi ditemukan airline bisa mengirim ke alamat penumpang dengan biaya pengiriman ditanggung oleh airline tersebut.

g.      GSE (Ground Support Equipment) Operator
Tugas pokok dari GSE Operator adalah mempersiapkan berbagai alat dan perlengkapan GSE yang dibutuhkan oleh pesawat pesawat saat berada di area apron. Peralatan GSE sendiri meliputi 2 bagian yaitu :
1)      Non-powered Equipment
Yaitu alat dan perlengkapan GSE yang dalam fungsi dan kegunaannya tidak memerlukan energy ataupun bahan bakar untuk menggunakannya. Contohnya : Wheel cock, PBS (Passenger Boarding Stairs), container & pallet.
2)      Powered Equipment
Alat dan perlengkapan GSE Powered Equipment ini adalah semua alat dan perlengkapan yang memerlukan energy atau bahan bakar untuk dapat mengoperasikannya. Contohnya : GPU (Ground Power Unit), Container Loader, Lavatory Service Vehicle, Belt Waders, & Catering Vehicle.







BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
            Dewasa ini Peran transportasi udara semakin nyata, ini terbukti dengan meningkatnya perjalanan manusia menggunakan pesawat udara dan banyaknya bermunculan berbagai maskapai penerbangan dengan berbagai macam daerah/kota tujuan.
            Salah satu faktor penting untuk menunjang kegiatan transportasi udara ini adalah adanya ground handling. Ground Handling atau dalam bahasa Indonesia biasa disebut dengan Tata Operasi Darat adalah aktifitas perusahaan penerbangan yang berkaitan dengan penanganan atau pelayanan terhadap para penumpang berikut bagasinya, kargo, pos, peralatan pembantu pergerakan pesawat di darat dan pesawat terbang itu sendiri selama berada di Bandara, sejak pesawat udara tersebut mendarat sampai lepas landas. Ground Handling tersebut menangani pre-flight service dan post-flight service.
            Ground Handling sendiri dapat dijadikan media pembelajaran bagi seseorang yang ingin mempelajari dan mendalami dunia pekerjaan dalam bidang ini. Dan hal tersebut banyak dimanfaatkan pelajar. Mahasiswa untuk melakukan kegiatan praktek kerja lapangan diperusahaan penyedia jasa Ground Handling, salah satunya adalah PT. Gapura Angkasa.
            Dan Setelah mempelajari dunia penerbangan khususnya Ground Handling di PT. Gapura Angkasa kita memperoleh pengetahuan yang paling utama tentang proses dan prosedur penanganan pesawat, penumpang, bagasi, cargo dan mail untuk masuk dan keluar dari pesawat.

4.2 Saran
            Untuk menunjang kegiatan ground handling, maka diperlukan sumberdaya manusia yang terlatih dan kompeten. Salah satu cara untuk menunjang hal tersebut adalah pengadaan kegiatan praktek kerja lapangan bagi pelajar/mahasiswa yang ingin mendalami dunia ground handling.
            Maka dari itu untuk mempermudah mendapatkan tenaga ground handling yang terlatih dan kompeten dalam bidangnya sebaiknya perusahaan ground handling memberi kesempatan bagi pelajar/mahasiswa untuk melakukan kegiatan praktek kerja lapangan selama jangka waktu yang telah disepakati. Dalam kegiatan praktek kerja lapangan tersebut  pelajar/mahasiswa yang mengikuti dapat diarahkan dan dibimbing untuk terjun secara langsung menangani pesawat, penumpang, bagasi, cargo dan mail sehingga mampu melakukannya sesuai SOP yang berlaku.




DAFTAR PUSTAKA

·         http://tugasperkelompok.blogspot.com/2010_02_01_archive.html
·         Berkas-berkas referensi PT. Gapura Angkasa Bandung
·         Berkas-berkas referensi PT. Citilink Indonesia
·         Materi Mata Kuliah Ground Handling, 2013



                                                                                                      



Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More