BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pariwisata di Indonesia merupakan sektor ekonomi penting di Indonesia.
Pada tahun 2009, pariwisata menempati urutan ketiga dalam hal penerimaan devisa setelah
komoditi minyak
dan gas bumi
serta minyak kelapa sawit.
Kekayaan alam dan budaya
merupakan komponen penting dalam pariwisata di Indonesia. Alam Indonesia
memiliki kombinasi iklim tropis, 17.508 pulau yang 6.000 di
antaranya tidak dihuni, serta garis pantai
terpanjang ketiga di dunia setelah Kanada dan Uni Eropa.
Indonesia juga merupakan negara kepulauan terbesar dan berpenduduk
terbanyak di dunia. Pantai-pantai di Bali, tempat menyelam di Bunaken,
Gunung
Rinjani di Lombok, dan berbagai taman nasional di Sumatera
merupakan contoh tujuan wisata alam di Indonesia. Tempat-tempat wisata itu
didukung dengan warisan budaya yang kaya yang mencerminkan sejarah dan
keberagaman etnis Indonesia yang dinamis dengan 719 bahasa daerah yang dituturkan di seluruh
kepulauan tersebut. Candi Prambanan dan Borobudur, Toraja, Yogyakarta, Minangkabau, dan Bali merupakan contoh tujuan
wisata budaya di Indonesia.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik, sebelas provinsi yang paling sering dikunjungi
oleh para turis adalah Bali,
Jawa Barat,
Jawa Tengah,
Jawa Timur,
DKI Jakarta,
Sumatera
Utara, Lampung,
Sulawesi
Selatan, Sumatera Selatan, Banten dan Sumatera
Barat. Sekitar 59% turis
berkunjung ke Indonesia untuk tujuan liburan, sementara 38% untuk tujuan
bisnis. Singapura
dan Malaysia
adalah dua negara dengan catatan jumlah wisatawan terbanyak yang datang ke
Indonesia dari wilayah ASEAN. Sementara dari
kawasan Asia
(tidak termasuk ASEAN) wisatawan Jepang berada di urutan pertama disusul RRC, Korea Selatan,
Taiwan
dan India.
Jumlah pendatang terbanyak dari kawasan Eropa berasal dari negara Britania Raya
disusul oleh Perancis,
Belanda
dan Jerman.
Dari semua penjelasan tersebut,
dapat dilihat bahwa Indonesia merupakan Negara yang kaya akan sumberdaya yang
sangat potensial bagi dunia pariwisata Internasional. Terbukti dengan banyaknya
daerah di Indonesia yang menjadi destinasi wisata bagi turis lokal dan
mancanegara. Tentunya semua itu tidak bias lepas dari peran Transportasi
sebagai salah satu elemen penting dalam kegiatan pariwisata.
Transportasi sendiri dapat
dikelompokkan dalam tiga kategori, yaitu darat, air, dan udara. Salah satu yang
paling berkembang di Indonesia adalah transportasi udara. Dalam transportasi
udara sendiri, SDM yang dibutuhkan bisa dikatakan kompeten dibidangnya
masing-masing. Karena jika tidak akan terjadi banyak hal yang tidak diharapkan
seperti kecelakaan pesawat udara.
hal yg membedakan dengan transportasi
air dan darat lainnya dapat dilihat pada teknologi yg digunakan oleh sarana
transpor ini, dibanding yang lain sarana udara memiliki teknologi canggih yang
memungkinkan pengaksesan data cepat dan akurat. banyak contoh dan pemisalan
untuk menggambarkan transportasi udara selain cepat transportasi ini juga aman
karena safety nya dijaga oleh SDM yang kompeten tersebut sehingga pelanggan
atau penumpang tidak perlu khawatir akan kelangsungan perjalanan nya. banyak
keuntungan lain yang dapat dirasakan antaranya waktu yg dibutuhkan tidak lama
sehingga bagi para konsumen yg mengahargai waktu maka sarana inilah yg akan
diambil.
Kesempatan inilah yang banyak
dimanfaatkan para pelajar ataupun Mahasiswa/Mahasiswi untuk mendalami pekerjaan
dalam dunia penerbangan dengan salah satu cara mengikuti kegiatan Praktek Kerja
Lapangan pada sebuah institusi ataupun perusahaan penerbangan. Hal tersebut
menggambarkan bahwa industri penerbangan di Indonesia sangat menjanjikan karena
selain relief muka bumi indonesia yg naik turun juga Indonesia adalah negara
kepulauan untuk itu pesawat udara amat bermanfaat. Hal ini terbukti dengan
banyak bermunculannya maskapai penerbangan di Indonesia, antara lain Garuda
Indonesia, Citilink, Merpati, dan masih banyak yang lainnya.
Dan hal yang sangat menunjang
kegiatan penerbangan ini adalah peran utama dari ground handling untuk
mempersiapkan penumpang, bagasi, kargo, dan pesawat dari mulai penumpang
check-in sampai pesawat lepas landas.
1.2 Pembatasan
Penulisan
Agar pembahasan dalam laporan ini
tidak menyimpang dari apa yang dibahas dalam buku laporan ini, maka penulis
memberikan batasan penulisan yang hanya membahas ruang lingkup kegiatan ground
handling di PT. Gapura Angkasa Bandung.
Dalam buku laporan ini juga penulis
tidak membahas kegiatan internal perusahan penerbangan yang menjadi pengguna
jasa ground handling PT. Gapura Angkasa Bandung.
1.3 Tujuan
Penulisan
a.
Tujuan
Untuk Mahasiswa
1)
Melengkapi
dan memberikan informasi tentang kegiatan praktek kerja lapangan yang telah
dilaksanakan
2)
Menerapkan
pembekalan teori dalam kegiatan langsung di lapangan
3)
Menambah
ilmu dan wawasan baru
b.
Tujuan
Untuk Perusahaan
1)
Meningkatkan
hubungan kejasama antara perguruan tinggi dengan instansi pendidikan terkait
2)
Menjadi
media pengaplikasian dari teori yg diperoleh dari bangku kuliah ke tempat kerja
3)
Sebagai
tenaga tambahan/bantuan
4)
Penilaian
secara langsung untuk merekrut karyawan baru
c.
Untuk
Pengembangan Ilmu Pengetahuan
1)
Penerapan
ilmu teori secara nyata dilapangan kerja
2)
Penambahan
ilmu dan wawasan baru di keadaan nyata lapangan kerja
1.4 Teknik
Pengumpulan Data
a.
Tempat
Pengumpulan Data
Sebagai tempat pengumpulan data
untuk menyusun buku laporan ini penulis melaksanakan kegiatan praktek kerja
lapangan di Bandara Husein Sastra Negara Bandung pada PT. Gapura Angkasa
Bandung, di departmen Ground Handling.
b.
Waktu
Pengumpulan Data
Dalam waktu pengumpulan data,
penulis melaksanakannya selama periode waktu 11 April – 11 Juli 2013 selama 5
hari kerja disetiap minggunya.
c.
Metode
Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang
dilakukan penulis adalah melalui surver langsung ke lapangan serta wawancara
kepada beberapa karyawan PT. Gapura Angkasa Bandung.
BAB II
DATA UMUM, DATA KHUSUS, DAN LANDASAN
TEORI
2.1 Data
Umum
Pada awalnya
PT. Garuda Indonesia selaku airlines melaksanakan kegiatan Ground Handling
untuk keperluan perusahaan sendiri, mengingat kebutuhan akan pelayanan yang
profesional dan tuntutan hasil kerja yang optimal dengan tanpa mengabaikan
unsur keselamatan (safety), kehandalan (reliability), ketepatan
waktu (punctuality) dan kepuasan pelanggan (costumer satisfaction),
maka PT. Garuda Indonesia mempertimbangkan untuk menyerahkan kegiatan
pelaksanaan ground handling untuk semua pesawat yang dimilikinya dan
bisa berkonsentrasi pada operasional pesawat saja. Dari sinilah asal mula
dibentuknya PT. GAPURA ANGKASA.
Gapura Angkasa
adalah merupakan Perusahaan Perseroan Terbatas yang didirikan oleh tiga
perusahaan BUMN yang sudah ada, yaitu :
- PT. Garuda Indonesia selaku
Airline terbesar di Indonesia.
- PT. Angkasa Pura I, selaku
pengelola seluruh bandar udara di Indonesia Timur.
- PT. Angkasa Pura II, selaku
pengelola seluruh bandar udara di Indonesia Barat.
PT Angkasa Pura
I dan PT Angkasa Pura II (sebagai pemegang otoritas di hampir seluruh bandara
di Indonesia). Pada tanggal 26 Januari 1998 dan bersamaan dengan ulang tahun
ke-49 PT Garuda Indonesia maka komisaris dari ketiga perusahaan negara tersebut
memutuskan untuk mendirikan PT Gapura Angkasa sebagai perusahaan pelayanan
darat yang melayani penerbangan domestik dan internasional di pelabuhan udara. PT Gapura Angkasa terus menerus belajar dari pengalaman
dan menjaga kualitas pelayanan kepada pelanggan. Tanggung jawab dan kewajiban
PT Gapura Angkasa untuk menjadi pelengkap dan untuk bekerja sama dalam melayani
operasional penerbangan di Indonesia dan untuk memberikan kecakapan dan
ketepatan pelayanan yang hanya dapat diraih dengan mengembangkan sistem
manajemen, peralatan yang layak dipakai dan memiliki motivasi tinggi merupakan
kunci dari perjalanan perusahaan.
Pada mulanya PT Garuda Indonesia melaksanakan kegiatan
secara keseluruhan mulai dari tiket, pelayanan penumpang, pelayanan pesawat
serta penanganan kargo. Namun setelah dirasakan perlu adanya profesionalisme dalam pelayanan ground
handling maka PT Angkasa Pura I dan II memutuskan mendirikan perusahaan
baru. Dengan menempatkan beberapa tim kerja dari PT Garuda Indonesia untuk
berkarir di PT Gapura Angkasa ini merupakan salah satu cara untuk menjaga
kepercayaan publik bahwa PT Gapura Angkasa dipegang oleh tim yang profesional
dibidangnya.
Sesuai dengan
Surat Keputusan Menteri Keuangan No: SR-04/MK/016/1996 dan akte pendirian nomor
32 tanggal 26 Januari 1998, bukti bahwa kerja sama antara PT Garuda Indonesia
dengan PT Angkasa Pura I dan II melahirkan perusahaan baru yakni PT Gapura
Angkasa. Pendirian PT Gapura Angkasa ini diharapkan mampu menciptakan sinergi
kuat hingga tercapainya kinerja perusahaan yang sehat, profesionalisme yang pada akhirnya mampu
mengembangkan misi perusahaan untuk menjadi perusahaan ground handling yang
terbaik di Asia.
PT Gapura Angkasa telah mempunyai standar khusus untuk
pelayanan penanganan ground Handling yang dikeluarkan oleh IATA meliputi :
1. Perwakilan dan akomodasi,
2. Load control dan Depertemen Komunikasi,
3. Unit Load Device (ULD) Control,
4. Penumpang dan Bagasi,
5. Kargo dan pos,
6. Ramp Handling,
7. Pelayanan Pesawat,
8. Pelayanan Bahan bakar,
9. Perawatan pesawat,
10. Flight Operation and Crew Administration,
11. Transportasi darat,
12. Pelayanan Katering,
13. Pengawasaan dan admistrasi,
14. Keamanan.
2.2 Data Khusus
Ground Handling
dapat diartikan sebagai suatu aktifitas penerbangan yang berkaitan dengan
penanganan atau pelayanan terhadap pesawat terbang dan pergerakannya selama
berada didarat, penumpang dan bagasi, serta cargo dan pos selama diarea keberangkatan
dan kedatangan.
2.3 Landasan Teori
Ruang
lingkup Ground Handling :
a.
Pre Flight : Penanganan terhadap
pesawat, penumpang, bagasi, cargo, serta mail sebelum keberangkatan pesawat
b.
Post Flight : Penanganan terhadap
pesawat, penumpang, bagasi, cargo, serta mail setelah kedatangan pesawat
(Materi Mata Kuliah Ground Handling, 2013)
BAB
III
URAIAN
KERJA DAN POKOK PEMBAHASAN
3.1 Struktur Perusahaan
PT. Gapura Angkasa Bandung merupakan
cabang dari PT. Gapura Angkasa Cengkareng. Sehingga PT. Gapura Angkasa Bandung
termasuk dalam Struktur perusahaan PT. Gapura Angkasa Cengkareng. Tetapi,
sebagai penggerak dan penanggungjawab PT. Gapura Angkasa Bandung memiliki
struktur perusahaan internal yang terdiri dari Seorang Stasiun Representative
dan Beberapa Staf Fungsional.
3.2
Tugas Dan Tanggungjawab Jabatan
Adapun
tugas dari Station Representative Manager dan Staff Fungsional adalah sebagai
berikut.
a.
Station
Representative Manager
Station Representative Manager
adalah seseorang yang dipercaya untuk menjadi pemimpin dan penanggungjawab bagi
stasiun/cabang dari PT. Gapura Angkasa. Tugasnya disini adalah menggerakkan dan
mengntrol para bawahannya untuk menjalankan perusahaan tersebut.
b.
Staff
Fungsional
Staff Fungsional disini berfungsi
untuk membantu Station Representative Manager untuk menjalankan perusahaan.
Seperti, membuat laporan keuangan, penyimpanan berbagai dokumen perusahaan,
pembuatan jadwal absensi bulanan, dan sebagainya.
3.3 Subjek Yang Dipelajari
Di
dalam Praktek kerja lapangan dibidang ground handling ada beberapa objek
(bagian) ysng dapat dipelajari, diantaranya yaitu :
a.
Check-In
b.
Gate
c.
Greeting
d.
Flight
Operation
e.
Ramp
f.
L/L
(Lost and Found)
g.
GSE
(Ground Support Equipment) Operator
a.
Check-In
Di sini kita dapat mempelajari bagaimana
proses pelaporan kembali penumpang yang akan masuk ke pesawat yang meliputi pengecekan
idenritas penumpang, pemilihan/penempatan tempat duduk didalam pesawat,
permintaan khusus penumpang (Kursi Roda, Spesial Meal, dsb) serta proses pelaporan
bagasi untuk dikumpulkan/dimuat kedalam gerobak yg nantinya akan dimasukkan
kedalam compartement pesawat (Loading Bagasi). Setiap penumpang akan
mendapatkan free bagasi sebesar :
§ Kelas Y = 20 kg
§ Kelas C = 30 kg
§ Kelas F = 40 kg
Ketika berat bagasi penumpang
melampaui berat free bagasi, maka penumpang tersebut harus membayar jumlah
berat yang kelebihan tersebut. Ketentuan besarnya biaya yang harus dibayarkan penumpang diatur
oleh kebijakan masing-masing airlines. Batas maksimal berat bagasi yang bisa
dilaporkan adalah 32 kg, jika berat bagasi lebih dari 32 kg maka bagasi harus
masuk kedalal Kargo. Dan untuk tas yang hendak dibawa menuju cabin (Handcarry)
harus memiliki berat tidak lebih dari 7 kg dengan volume yang telah ditentukan.
Dan jika penumpang memiliki barang
bawaan yang dikategori sebagai dangerous goods, terbuat dari besi, tabung gas,
dsb harus melaporkan barang bawaaan tersebut untuk ditindaklanjuti apakah bisa dibawa terbang dengan pesawat
atau tidak. Untuk dangerous sendiri, penanganannya dilakukan oleh AVSEC
(Aviation Security) dan nantinya aka dibuatkan sebuah dokumen yang bernama
NOTOC (Notification To Captain)
b.
Gate
Tugas dan pembelajaran yang bisa
didapat disini adalah mengenai cara pengecekan ulang kartu identitas penumpang
yang disesuaikan dengan nama penumpang yang tertera pada boarding pass.
Tujuannya sendiri adalah untuk mencegah adanya penumpang gelap yang tidak
membeli tiket. Selain itu, disini kita bertugas untuk melakukan kegiatan
boarding yang akan diperintahkan oleh Ramp. Dalam kegiatan boarding ini kita mempersiapkan
penumpang untuk masuk kedalam pesawat serta menghitung jumlah penumpang yang
ada, untuk disesuaikan dengan jumlah penumpang masuk yang terdapat disistem
check-in. Hal tersebut dimaksudkan untuk mengindari kelebihan atau kekurangan
jumlah penumpang yang tidak diketahui.
c.
Greeting
Bagian ini sangat identik dengan
sambutan. Karena disini Kita menjadi orang yang menyambut penumpang ketika
turun dari pesawat dan mengarahkan penumpang tersebut menuju pintu kedatangan
(Arrival). Begitu pun sebaliknya, ketika petugas gate telah melakukan boarding
penumpang, maka kita bertugas untuk mengarahkan penumpang menuju ke pesawat yang
sesuai dengan tujuannya. Selain mengarahkan penumpang, disini kita harus
mengawasi penumpang agar tidak melakukan aktifitas yang dianggap mengganggu dan
menghambat kegiatan petugas ground handling di area apron.
d.
Flight
Operation
Tidak sembarangan orang bisa
menempati posisi ini. Hanya orang yang memiliki lisensi FOO (Flight Operation
Officer) resmi yang bisa berada di bagian ini. Tugas yang diemban Flight
Operator ini adalah membantu pilot yang sedang mengudara dengan cara
berkomunikasi lewat radio untuk memberikan dan memperisapkan berbagai informasi
dan dokumen yang berhubungan dengan pesawat (Keadaan cuaca, Load Sheet, Flight
Plan, dsb.). Untuk seorang yang melakukan praktek kerja lapangan, kita dapat
mengambil pelajaran bagaimana cara mempersiapkan dokumen yang dibutuhkan
pesawat, memantau pesawat, dan memberi berbagai informasiyang dibutuhkan pilot
yang sedang mengudara.
e.
Ramp
Ramp bisa diibaratkan sebagai
pemimpin diarea ramp (Area sekitar pesawat ketika pesawat mulai mendarat sampai
kembali lepas landas. Tugas ramp sendiri adalah mengkoordinir semua bagian
mulai dari check-in, gate, greeting dan flight operation untuk dapat dengan
segera menyelelasikan tugasnya masing-masing sebelum waktu keberangkatan
pesawat,, supaya pesawat tidak mengalami keterlambatan (delay). Selain itu ramp
juga bertugas mengawasi setiap pergerakan dan kegiatan diarea ramp seperti
Proses Refueling, Catering Uplift, Loading & Unloading Bagasi, Cargo &
Mail, Proses naik turun penumpang dan mengumpulkan berkas-berkas seperti ramp
checklist, fuel order, meal order, dsb.
f.
Lost
and Found (L/L)
Ini adalah bagian dimana kita dapat
mempelajari bagaimana cara penanganan bagasi penumpang yang turun dari pesawat.
Hal yang paling penting disini adalah ketelitian dan kesabaran menghadapi
berbagai macam sifat penumpang. Tugas pokok lost and found sendiri adalah
mengecek bagasi penumpang dengan cara menyamakan nomor bagasi yang ada di label
bagasi masing-masing penumpang, serta mengurus kelebihan, kehilangan dan
kerusakan bagasi yang dialami penumpang.
Banyak penyebab terjadinya kelebihan,
kerusakan, dan kehilangan bagasi, salah satunya adalah terjadi kesalahan
pelabelan bagasi oleh petugas airline atau salah muat bagasi ke penerbangan
lain. Prosedur untuk pencarian bagasi adalah, penumpang datang ke unit baggage
service kemudian mengisi PIR/ property irregularity report selanjutnya jika
dokumen sudah lengkap pihak airline akan melakukan pencarian tracing. Setelah
bagasi ditemukan airline bisa mengirim ke alamat penumpang dengan biaya
pengiriman ditanggung oleh airline tersebut.
g.
GSE
(Ground Support Equipment) Operator
Tugas pokok dari GSE Operator adalah
mempersiapkan berbagai alat dan perlengkapan GSE yang dibutuhkan oleh pesawat
pesawat saat berada di area apron. Peralatan GSE sendiri meliputi 2 bagian
yaitu :
1)
Non-powered
Equipment
Yaitu alat dan perlengkapan GSE yang
dalam fungsi dan kegunaannya tidak memerlukan energy ataupun bahan bakar untuk
menggunakannya. Contohnya : Wheel cock, PBS (Passenger Boarding Stairs),
container & pallet.
2)
Powered
Equipment
Alat dan perlengkapan GSE Powered Equipment ini adalah
semua alat dan perlengkapan yang memerlukan energy atau bahan bakar untuk dapat
mengoperasikannya. Contohnya : GPU (Ground Power Unit), Container Loader,
Lavatory Service Vehicle, Belt Waders, & Catering Vehicle.
BAB IV
PENUTUP
4.1
Kesimpulan
Dewasa
ini Peran transportasi udara semakin nyata, ini terbukti dengan meningkatnya
perjalanan manusia menggunakan pesawat udara dan banyaknya bermunculan berbagai
maskapai penerbangan dengan berbagai macam daerah/kota tujuan.
Salah
satu faktor penting untuk menunjang kegiatan transportasi udara ini adalah
adanya ground handling. Ground Handling atau dalam bahasa Indonesia biasa
disebut dengan Tata Operasi Darat adalah aktifitas perusahaan penerbangan yang
berkaitan dengan penanganan atau pelayanan terhadap para penumpang berikut
bagasinya, kargo, pos, peralatan pembantu pergerakan pesawat di darat dan
pesawat terbang itu sendiri selama berada di Bandara, sejak pesawat udara
tersebut mendarat sampai lepas landas. Ground Handling tersebut menangani
pre-flight service dan post-flight service.
Ground
Handling sendiri dapat dijadikan media pembelajaran bagi seseorang yang ingin
mempelajari dan mendalami dunia pekerjaan dalam bidang ini. Dan hal tersebut
banyak dimanfaatkan pelajar. Mahasiswa untuk melakukan kegiatan praktek kerja
lapangan diperusahaan penyedia jasa Ground Handling, salah satunya adalah PT.
Gapura Angkasa.
Dan
Setelah mempelajari dunia penerbangan khususnya Ground Handling di PT. Gapura
Angkasa kita memperoleh pengetahuan yang paling utama tentang proses dan
prosedur penanganan pesawat, penumpang, bagasi, cargo dan mail untuk masuk dan
keluar dari pesawat.
4.2
Saran
Untuk
menunjang kegiatan ground handling, maka diperlukan sumberdaya manusia yang
terlatih dan kompeten. Salah satu cara untuk menunjang hal tersebut adalah
pengadaan kegiatan praktek kerja lapangan bagi pelajar/mahasiswa yang ingin
mendalami dunia ground handling.
Maka
dari itu untuk mempermudah mendapatkan tenaga ground handling yang terlatih dan
kompeten dalam bidangnya sebaiknya perusahaan ground handling memberi
kesempatan bagi pelajar/mahasiswa untuk melakukan kegiatan praktek kerja
lapangan selama jangka waktu yang telah disepakati. Dalam kegiatan praktek
kerja lapangan tersebut pelajar/mahasiswa yang mengikuti dapat
diarahkan dan dibimbing untuk terjun secara langsung menangani pesawat,
penumpang, bagasi, cargo dan mail sehingga mampu melakukannya sesuai SOP yang
berlaku.
DAFTAR PUSTAKA
·
http://tugasperkelompok.blogspot.com/2010_02_01_archive.html
·
Berkas-berkas referensi PT. Gapura Angkasa
Bandung
·
Berkas-berkas referensi PT. Citilink Indonesia
·
Materi Mata Kuliah Ground Handling, 2013