 |
Tamparan keras buat manajemen dan tim pelatih, pemain yang baru masuk saja kaget melihat kekompakan tim yang tidak bagus mementingkan ego masing2 karena merasa Seleb/Bintang.
Tapi heran manajemen selalu berusaha menutupinya itu sesungguhnya penyakit persib. Kegagalan persib bukan faktor pemain tapi kegagalan manajemen yang tidak bisa membangun TEAM WORK yang bagus dan punya fighting spirit .
Memecat pelatih di pertengahan musim tanpa ada solusi siapa pelatih penggantinya adalah blunder terbesar yang dilakukan manajemen, Robby tidak memiliki kompetensi untuk menukangi Tim Persib, bahkan menukangi lini belakang saja selama dipegang oleh Robby Darwis, lini belakag persib tidak memiliki peningkatan yang berarti malahan justru lini belakang Persib makin tidak karuan. Apalagi menukangi Tim secara penuh, maka inilah hasilnya, kalah dan kalah, proyeksi pertandingan kedepannya pun jelas menunjukan bahwa Persib kalah tanding dengan Tim ISL lainnya.
Coba lihat tadi Abanda Herman, dia sangat prustasi mengawal pertahanan Persib karena terlihat nyaris tidak ada koordinasi di lini belakang. Begitu pun Along, dia juga terlihat prustasi karena nyaris tidak ada suplay bola terhadap dirinya. Silahkan terjemahkan sendiri. Ya, dari awal Persib merekrut pemain bukan berdasarkan kebutuhan Tim/Pelatih.
Semakin aneh ketika melihat perlakuan manajemen terhadap pemain dan pelatih, coba member lihat beberapa pelatihpemain sebelumnya, ketika Tim mengalami kekalahan manajer langsung mengultimatum/mengancam pelatih dan kadang juga terhadap pemain sampai-sampai yang paling menghebohkan menjelang akhir putaran pertama, manajemen mengg*bl*g-g*bl*gkan pemain/pelatih, Ini jelas tidak baik untuk kondusivitas Tim.
Tapi perlakuan itu kini jauh sangat berbeda, ada apa sebenarnya di dalam Tim Persib tercinta ini.
Bukan bermaksud menyalahkan pihak-pihak tertentu,, tapi mengurai masalah adalah salah satu cara untuk mencari sebuah solusi demi perbaikan Tim Persib Bandung secara keseluruhan.
SOURCE : PERSIB ONLINE
